Gagal Dipulangkan, Dua Wanita Mengaku dari Banjarmasin Ini Bertahun-tahun Hidup Menggelandang di Pamekasan -->

Gagal Dipulangkan, Dua Wanita Mengaku dari Banjarmasin Ini Bertahun-tahun Hidup Menggelandang di Pamekasan

Minggu, 09 Juni 2024, 10:26 PM
loading...
Gagal Dipulangkan, Dua Wanita Mengaku dari Banjarmasin Ini Bertahun-tahun Hidup Menggelandang di Pamekasan
Dua Wanita Mengaku dari Banjarmasin Ini Bertahun-tahun Hidup Menggelandang di Pamekasan. (Foto Ir/E-KABARI)


PAMEKASAN, E-KABARI.com - Dua wanita yang diketahui berstatus sebagai ibu dan anak bertahun-tahun hidup menggelandang di wilayah Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur.


Kedua gelandangan itu diketahui sudah berada di Pamekasan sekitar tahun 2008 silam. Namun, hingga saat ini keduanya masih tinggal terlunta-lunta, berpindah-pindah tempat untuk sekadar numpang berteduh dan tidur.


Mulai dari pertigaan Niaga, Terminal Ronggosukowati, terminal lama Lawangan Daya hingga Pos PJR Polres Pamekasan menjadi tempat tinggal dua gelandangan tersebut bersama koper dan barang-barang lainnya.


Untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, kedua gelandangan yang tak diketahui namanya itu meminta belas kasihan dan simpati orang-orang dengan bercerita kisah sedih mereka.


Dalam setiap kisah, mereka mengaku tidak bisa kembali ke kampung halaman di Banjarmasin lantaran tidak punya ongkos pulang.


Di samping itu, kedua gelandangan tersebut terus-menerus mengaku sebagai istri dan mertua dari anggota polisi Polres Pamekasan.


Sekretaris Relawan Gerakan Emansipasi Masyarakat (Gema) Dimas mengatakan, Pemerintah Kabupaten Pamekasan sudah pernah berusaha memulangkan mereka beberapa tahun silam. Namun, kedua gelandangan tersebut gagal dipulangkan karena malah menikmati uang dari Pemerintah yang sedianya buat ongkos pulang.


"Kalau dulu ibunya masih sehat dan kuat, akan tetapi tidak untuk saat ini, si ibu sudah sangat sepuh dan mengalami lumpuh. Saya hanya merasa kasihan dan khawatir tentang kesehatannya," kata Dimas, Ahad, 9 Juni 2024.


Belum lagi, kondisi si anak bisa dikatakan agak kurang waras atau stres. Sebab ketika ditawari untuk membawa ibunya ke panti jompo, ia malah marah-marah dan justru melarang.


Begitu pun saat Dimas mengkhawatirkan jika terjadi sesuatu atau bahkan ibunya meninggal di trotoar, si anak malah berteriak dan marah-marah mengatakan tidak butuh bantuan siapapun.


"Meski ibu saya mati, ya biarkan saja, Anda bukan siapa-siapa saya," demikian kata si anak yang dituturkan ulang oleh Dimas.


Mengingat kondisi si ibu yang memperhatikan, Sekretaris Relawan Gema itu berharap agar pihak berwenang bisa segera mengambil tindakan. Bagaimanapun, gelandangan sepuh tersebut sangat membutuhkan perawatan.


"Saya hanya berharap agar pihak terkait dan yang berwenang bisa segera membantu bagaimana caranya agar si ibu bisa dibawa ke panti jompo supaya beliau bisa mendapatkan perawatan yang baik di hari tuanya," ujar Dimas. (Ir/Rfq)

TerPopuler