Demo Tuntut Galian C Ditutup, 3 Mahasiswa Aktivis PMII Pamekasan Dilarikan ke Rumah Sakit -->

Demo Tuntut Galian C Ditutup, 3 Mahasiswa Aktivis PMII Pamekasan Dilarikan ke Rumah Sakit

Kamis, 25 Juni 2020, 4:12 PM
loading...
Demo Tuntut Galian C Ditutup, 3 Mahasiswa Aktivis PMII Pamekasan Dilarikan ke Rumah Sakit
Screenshot video aksi saling dorong antara mahasiswa aktivis PMII Pamekasan dengan aparat kepolisian di Mandhapa Agung Ronggosukowati, Kamis (25/06/2020). (Screenshot Video/E-KABARI)

PAMEKASAN, E-KABARI.COM - Akibat demo tuntut Galian C ditutup, sebanyak 3 mahasiswa aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kabupaten Pamekasan, Madura dilarikan ke rumah sakit.

Peristiwa ini bermula ketika ratusan massa PMII Pamekasan menggelar aksi demo di depan Kantor Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan, Kamis (25/06/2020) sekira pukul 10.00 WIB.

Massa PMII itu menuntut Pemkab Pamekasan supaya segera menutup tambang Galian C yang marak di Bumi Gerbang Salam. Karena menurut mereka, dengan banyaknya tambang Galian C di Pamekasan akan merusak lingkungan.

Namun, aksi mereka tidak mendapat tanggapan dari pihak Pemkab, sehingga massa berbalik menuju Mandhapa Agung Ronggosukowati untuk menemui Bupati Pamekasan. Akan tetapi, setibanya di sana posisi pintu gerbang ditutup, sehingga para mahasiswa melompat pagar Taman Aspirasi untuk masuk ke mandhapa.

Disayangkan, aksi tersebut disertai insiden terlukanya 3 mahasiswa yang kena pukulan aparat Kepolisian. Ada juga mahasiswa yang pingsan setelah terlibat aksi saling dorong untuk masuk ke dalam mandhapa yang sudah dijaga ketat oleh aparat.

Akibatnya, ketiga mahasiswa yang terluka itu dilarikan ke rumah sakit. Terutama karena ada 1 mahasiswa yang mengalami luka bocor di bagian kepalanya.

Demo Tuntut Galian C Ditutup, 3 Mahasiswa Aktivis PMII Pamekasan Dilarikan ke Rumah Sakit
Kolase foto aksi demo ratusan mahasiswa PMII Pamekasan tuntut Galian C ditutup, salah seorang mahasiswa yang terluka, dan satu lagi yang mengalami bocor di bagian kepalanya. (Foto Ir/E-KABARI)

Dalam aksi tersebut, Ketua PMII Pamekasan Lutfi mengungkapkan, pihaknya menuntut Pemerintah agar bertindak tegas terkait tambang ilegal. Mereka minta segera laksanakan pemurnian tambang dan mempertegas keberpihakan Pemerintah terhadap rakyat, juga sesegera mungkin menuntaskan kasus itu.

"Kami beri waktu 7X24 jam untuk memenuhi tuntutan kami. Karena akibat tambang liar yang ada, itu akan menjadi mimpi buruk bagi gererasi selanjutnya," kata Lutfi dalam orasinya.

"Kami sudah sering melakukan upaya hearing, melayangkan bermacam protes kepada Pemkab agar 350 tambang ilegal di Kabupaten Pamekasan segera ditindak," imbuh dia.

Selain itu, Lutfi juga mengecam tindakan refresif Polres Pamekasan terhadap para kader PMII Pamekasan yang berdemonstrasi. Ia meminta Polres untuk bertanggung jawab atas tindakan aparat Kepolisian yang melakukan tindak refresif itu.

Aksi para mahasiswa PMII Pamekasan tersebut baru dapat diredam setelah Kapolres Pamekasan, AKBP Djoko Lestari menemui para pendemo. Kemudian Kapolres Djoko menyilakan mereka menyampaikan aspirasi secara singkat.

"Kami sudah melakukan mediasi dengan adek-adek PMII untuk tidak dilaksanakan kegiatan pada hari ini, mengingat situasi Pandemi Covid-19. Sehingga untuk menyampaikan aspirasinya kami beri waktu 5 menit, dan segera mungkin untuk pembubaran guna antisipasi penyebaran Covid-19," tuturnya pada awak media.

Kata Kapolres Djoko, para mahasiswa itu menginginkan bertemu dengan Bupati Pamekasan dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH). Akan tetapi, dari pihak Pemerintah tidak bisa menemui, karena saat ini tidak berada di tempat.

"Kami berjanji akan menindaklanjuti kemauan para adik-adik mahasiswa," tegas dia.

Sampai berita ini diturunkan masih belum ada klarifikasi dari Bupati Pamekasan. (Ir/Fiq)

TerPopuler