Memakmurkan Kehidupan dengan Cinta (Resensi Buku) -->

Memakmurkan Kehidupan dengan Cinta (Resensi Buku)

Sabtu, 18 November 2023, 5:47 AM
loading...

Memakmurkan Kehidupan dengan Cinta
Memakmurkan Kehidupan dengan Cinta. (Foto Dok. Ashimuddin Musa)


Judul: Kids Zaman Now
Penulis: Dr. Muhammad Nursamad Kamba
Penerbit: Pustaka Iman
Cetakan: Pertama, Juli 2018
Tebal: xvii + 304
ISBN: 978-602-8648-28-8
Peresensi: Ashimuddin Musa*)


“Bacalah buku ini dengan pikiran bersih dan tenang. Pastikan dirimu sedang tidak dicengkeram nafsu”.


Begitu catatan dari penulis buku ini, yang oleh penerbitnya—Imania—ditulis di bagian belakang cover buku ini. Bahasanya sangat sederhana dan renyah dicerna. Karena diracik sengaja menggunakan komposisi bumbu-bumbu, yang disesuaikan dengan konteks menu pilihan yang tentu menjadi kesukaan anak muda sekarang. Kids Zaman Now adalah judul yang diangkat oleh penulis. Sehingga, membaca judulnya, anak muda mampu menerka inilah selera yang selama ini dicari-cari.


Perbedaan cara pandang dalam meracik bumbu-bumbu, akan berpotensi pada perbedaan rasa serta respon dari pengunjungnya. Oleh karena itu, cara pandang dalam menalar sesuatu untuk menghasilkan menu pilihan berkualitas sangatlah penting. Maka itu, cara inilah yang terus dipertahankan, termasuk oleh penulis buku ini. Ia berupaya memproklamirkan risalah cinta yang merupakan menu original yang mesti terus dipertahankan agar agama tidak terpisah dari Tuhan yang Maha Cinta, sehingga generasi penerus berhasil menjalin kemesraan dengan Sang Maha Kekasih.


Kebanyakan cara pandang belakangan ini berhasil digeser pada sebuah perspektif berbeda dalam melihat agama. Selanjutnya, agama yang mengajarkan arti penting cinta, entah apa yang merecoki cara pandangnya, belakangan ini banyak terjebak pada instrument keliru tentang agama dan Negara. Orang-orang yang awam tentang istrumen Negara yang sesuai dengan idealita agama akan semakin bingung. Dengan demikian, instrumen Negara yang sesuai dengan preskripsi hukum perlu ditingkatkan agar masyarakat juga memahami pentingnya Negara dan pengelolaannya tidak bergeser dari titik orbitnya, yaitu menebar kemaslahatan dan menangkal terjadinya kerusakan (Abu Yazid, 2023: 6).


Abuya Muhammad Nursamad Kamba (allahumma yarham) telah berusaha melakukan itu. Kehadiran buku Kids Zaman Now ini merupakan respon sekaligus tuntunan untuk kita selaku generasi penerus dari founding father negeri ini untuk terus menjaga dan merawat bangsa ini dengan preskripsi hukum yang dianggap telah sesuai dengan idealita agama tanpa memberengus kearifan lokal yang sudah tertanam kuat di bumi Nusantara. Ada beberapa poin penting yang dibahas dalam buku ini, dan penting diperhatikan, antara lain:


Pertama, Penulis mengajak kita mengingat kembali asal dan tujuan kita diciptakan. Di buku ini ia menguraikan panjang lebar esensi manusia adalah sebagai khalifah—pemegang amanah dan penyambung lidah untuk memakmurkan dunia dengan kalam-kalam-Nya. Sebagai khalifah, maka ia harus mengingat kembali bahwa alam semesta dan manusia diciptakan atas nama cinta dan kasih sayang-Nya. Dengan demikian, alam ini sudah seharusnya dikelola dan diarahkan kepada Sang Pemilik dengan cinta pula (hal. 1-32).


Kedua, melalui buku ini Penulis hendak mengingatkan agar Islam jangan sampai dieksploitasi dan direduksi dari tujuan asal, yaitu pembumian akhlaq al-karimah—budi dan kehalusan budi sebagai hasil kesalehan ibadah kepada Tuhan. Melalui pembinaan budi pekerti yang luhur ini manusia yang mengemban amanah esensial tersebut harus mengetahui bahwa Nabi—meskipun pernah marah—tidak pernah menyimpan rasa demdam, dengki, iri, dan curang terhadap orang lain. Tak pernah Nabi menyinggung, apalagi sampai menyakiti baik pisik maupun perasaan. Justru cintanya begitu dalam dan luas mengalahkan segalanya (hal. 295-296).


Secara preskripsi hukum syariah memang ada beberapa tindakan yang mungkin secara formal hukumnya boleh dilakukan, tetapi secara etis justru merupakan larangan. Contoh yang paling mendasar adalah dalam konteks perang. Menurut penulis buku ini, meskipun ada redaksi bolehnya memerangi tetangga yang kafir dalam konteks preskripsi hukum syari’ah, tetapi tidak demikian dengan hukum moral yang melarang keras. Moral—seperti bunyi dalam buku ini—harus tegak dulu, dan hukum akan berjalan dengan sendirinya (hal. 32).


Membaca keseluruhan buku ini seolah umat Islam—khususnya pemuda—menemukan panduannya yang selama ini dicarinya. Memang sudah banyak buku-buku yang mengarah ke sana. Tapi, buku yang ditulis oleh sahabat karib Cak Nun ini yang diterbitkan oleh Pustaka Iman Jakarta mampu membidik anak muda, dikarenakan disusun berdasarkan konteks bahasa serta diskusi ala kekinian. Maka itu, buku ini harus menjadi rujukan, supaya anak muda tetap berada pada titik orbitnya, yaitu memakmurkan kehidupan dengan cinta.


*) Ashimuddin Musa Student of Radian English Course (REC) Waru Pamekasan

TerPopuler