MWCNU Gapura Gelar Upacara Hari Santri Nasional 2023, Diikuti Ribuan Nahdliyin -->

MWCNU Gapura Gelar Upacara Hari Santri Nasional 2023, Diikuti Ribuan Nahdliyin

Minggu, 22 Oktober 2023, 8:25 AM
loading...
MWCNU Gapura Gelar Upacara Hari Santri Nasional 2023, Diikuti Ribuan Nahdliyin
Momen penghormatan kepada Bendera Merah Putih pada Upacara Hari Santri Nasional 2023 yang digelar MWCNU Gapura, Ahad (22/10/2023) pagi. (Foto Rafiqi/E-KABARI)


SUMENEP, E-KABARI.com - Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Kecamatan Gapura, Kabupaten Sumenep gelar Upacara Hari Santri Nasional (HSN) 2023, Ahad, 22 Oktober 2023.


Upacara sakral yang berlangsung di Lapangan Kecamatan Gapura itu diikuti ribuan Nahdliyin dari berbagai kalangan.


Hadir dalam Upacara Hari Santri Nasional 2023 tersebut, pengurus MWCNU Gapura, serta jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimka) Gapura.


Sahnawi selaku penanggung jawab kegiatan mengatakan, jumlah peserta Upacara HSN 2023 yang dimulai pukul 06.45 WIB pagi tersebut sekitar seribu lebih.


Jumlah itu terdiri dari pengurus NU di Kecamatan Gapura beserta banom hingga perwakilan lembaga pendidikan.


"Ribuan peserta upacara ini terdiri dari pengurus MWCNU Gapura beserta banom, perwakilan Ranting NU dan Banom, serta delegasi lembaga pendidikan, baik madrasah maupun sekolah se-Kecamatan Gapura," terang Sahnawi.


Upacara HSN 2023 kali ini dipimpin oleh Wakil Ketua MWCNU Gapura K. Fathol Bari sebagai inspektur, sedangkan posisi komandan upacara diisi oleh Abd Rahman dari Satkorkel Banser Beraji.


Berbagai rangkaian acara berlangsung dengan lancar dan khidmat, dimulai dari persiapan peserta upacara, pengibaran Bendera Merah Putih diiringi lagu Indonesia Raya, dilanjutkan dengan Pasukan Pembawa Tanda Kehormatan Bendera Nahdlatul Ulama diiringi lagu Subbanul Wathan hingga pasukan upacara dibubarkan.


Wakil Ketua MWCNU Gapura K. Fathol Bari dalam amanatnya sebagai inspektur upacara mengatakan, Hari Santri Nasional yang diperingati hari ini sesungguhnya adalah upaya untuk mengingat sejarah.


Tujuannya tak lain agar generasi muda paham tentang makna pengorbanan besar tanpa kenal lelah, juga betapa perjuangan para ulama, para pejuang dan semua rakyat Indonesia untuk merebut kemerdekaan tidaklah mudah dan berdarah-darah.


"Kita semua tahu, saat proklamasi dikumandangkan dan Indonesia berdiri, kita belum punya tentara. Negara yang baru kita bangun belum punya kekuatan menggaji prajurit untuk menjaga negara, padahal kemerdekaan harus dipertahankan dan kedaulatan yang kita peroleh harus kita pelihara," ujar K. Fathol Bari.


Inspektur upacara itu kemudian menceritakan bagaimana penjajah yang semula menguasai Indonesia kembali datang pada bulan September 1445 di Surabaya untuk menguasai lagi negeri yang dijajahnya dengan segala cara.


Namun, karena negara belum memiliki tentara, bahkan kalaupun ada jumlahnya sangat terbatas, maka rakyatlah yang berjuang mempertahankan kemerdekaan.


Kemudian, semangat perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia itu semakin berkobar tatkala tanggal 22 Oktober 1945, keluar Resolusi Jihad dari Hadratussyaikh KH Hasyim Asy'ari, Rais Akbar Nahdlatul Ulama (NU).


"Resolusi Jihad ini bukan hanya menyulut semangat para pejuang yang ada di garis depan, tetapi juga membakar ghirah ribuan santri untuk turut mamasang dada, turun ke medan laga," tutur K. Fathol Bari.


Dari momen itulah Hari Santri Nasional yang diperingati setiap tanggal 22 Oktober lahir. Karena keluarnya Resolusi Jihad waktu itu membuat para santri dan alumni yang selama ini tersebar di banyak pondok pesantren, terpanggil untuk turut serta dalam pertempuran antara hidup dan mati.


"Mereka maju atas inisiatif sendiri. Mereka bukan tentara yang berperang dengan gaji. Mereka ikhlas mempertaruhkan nyawa, yang rela mati muda demi membela agama dan mempertahankan NKRI," ujar K. Fathol Bari.


Mengingat Hari Santri Nasional merupakan peringatan atas perjuangan para ulama, santri dan rakyat waktu itu untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia, maka Wakil Ketua MWCNU Gapura mengajak warga Nahdliyin agar mengisi kemerdekaan dengan pembangunan.


"Hari santri bagi kita menjadi ungkapan rasa syukur atas anugerah kemerdekaan dari Allah SWT. Kita sebagai generasi yang tidak pernau ikut berpeluh dan berdarah-darah merebut kemerdekaan, maka kita isi kemerdekaan dengan pembangunan dan peningkatan kualitas manusia dan kemanusiaan," ajak K. Fathol Bari.


Menurutnya, pembangunan fisik saja belum memadai ketika kualitas manusia dan kemanusiaan belum terbangun dengan sempurna. Sehingga, Inspektur Upacara HSN 2023 MWCNU Gapura itu mengajak Nahdliyin isi kemerdekaan dari kedua sisi.


"Mengisi kemerdekaan berarti kita merawat persatuan dan kesatuan. Negeri ini dibangun bersama-sama, maka kemerdekaan harus kita perlihara dari misintegrasi bangsa secara bersama," tandas K. Fathol Bari. (Rfq)

TerPopuler