Suasana audiensi SP2D dengan stakeholder Guluk-Guluk, Sumenep menyikapi maraknya peredaran rokok ilegal, Senin (4/9/2023). (Foto for E-KABARI) |
SUMENEP, E-KABARI.com - Solidaritas Pemuda Peduli Desa (SP2D) menggelar audiensi persoalkan kinerja stakeholder Kecamatan Guluk-Guluk, Kabupaten Sumenep terkait peredaran rokok ilegal.
Audiensi yang berlangsung di Kantor Kecamatan Guluk-Guluk itu merupakan kegiatan tindak lanjut dari pelayangan surat ke sejumlah stakeholder terkait pada Rabu, 30 Agustus 2023 lalu.
Ketua Umum SP2D Sauqi Alambara mengatakan, audiensi itu adalah salah satu langkah preventif pemuda Guluk-Guluk demi mengurangi maraknya peredaran rokok ilegal bersama aparat terkait.
Kegiatan tersebut juga merupakan bentuk kepedulian dari pemuda yang tergabung dalam SP2D terhadap fenomena peredaran rokok ilegal yang marak di Guluk-Guluk.
"Ini merupakan langkah awal teman-teman untuk bersinergi dengan stekholder terkait guna stelirisasi Kecamatan Guluk-Guluk dari peredaran rokok ilegal," kata Sauqi Alambara, Senin, 4 September 2023.
Menyambut baik semangat SP2D, Camat Guluk-Guluk Muhammad Rais menjelaskan, pihaknya bersama Polsek dan Koramil bukan melakukan pencegahan peredaran rokok ilegal di Kecamatan Guluk-Guluk.
Namun, kegiatan mereka terbatas karena cenderung tidak punya wewenang untuk melakukan langkah pencegahan terkait maraknya peredaran rokok ilegal.
"Kami selaku camat hanya melakukan tindakan seperlunya dengan banner imbauan, face to face serta tindakan yang menurut kami perlu seperi mendatangi warung-warung dan tempat nongkrong untuk mensosialisasikan rokok ilegal. Kami pun sering terkendala dana dan koordinasi terkait sosialisasi dan tindakan pencegahan lainnya," jelas Muhammad Rais.
Sementara Ketua Asosiasi Kepala Desa (AKD) Kecamatan Guluk-Guluk H. Ilfiluhin yang hadir dalam audiensi tersebut justru menyampaikan fakta berbeda yang dirasakan oleh masyarakat.
H. Ifan, panggilan akrabnya mengungkapkan, adanya rokok ilegal membuat petani dan masyarakat justru tertolong dengan lonjakan harga jual tembakau di musim tanam kali ini.
"Dengan adanya rokok ilegal, petani malah merasa bahagia karena harga tembakau melonjak dan orang-mendapat lapangan pekerjaan baru," ungkapnya.
Meski demikian, Sauqi menyatakan SP2D akan terus memantau sejauh mana pihak kecamatan dan stakeholder terkait akan terus mengontrol dan mengatasi peredaran rokok ilegal di Guluk-Guluk.
Pasalnya, SP2D tetap menganggap sejauh ini stakeholder di Kecamatan Guluk-Guluk hanya melakukan tindakan pencegahan rokok ilegal dengan cara remeh temeh.
"Kita bertanya-tanya kenapa langkah Camat, Polsek dan Koramil hanya berhenti di warung dan banner saja, sedangkan pabrik rokok yang jelas-jelas memproduksi secara massif rokok ilegal mereka biarkan. Kenapa?" ujar Sauqi. (Lis/Rfq)