Haul Akbar Agung Sayyid Tembing, Cara Dzurriyah Mengingat dan Merawat Makam Leluhur -->

Haul Akbar Agung Sayyid Tembing, Cara Dzurriyah Mengingat dan Merawat Makam Leluhur

Minggu, 04 Oktober 2020, 2:02 PM
loading...
Haul Akbar Agung Sayyid Tembing, Cara Dzurriyah Mengingat dan Merawat Makam Leluhur
Haul Akbar Agung Sayyid bin Sayyid Syarif Abdurrahman Rombu di Dusun Tembing, Desa Banjar Barat, Kecamatan Gapura, Sumenep, Ahad (4/10/2020). (Foto RK/E-KABARI)

SUMENEP, E-KABARI.COM - Haul Akbar Agung Sayyid bin Sayyid Syarif Abdurrahman Rombu digelar para dzurriyah di Dusun Tembing, Desa Banjar Barat, Kecamatan Gapura, Ahad (4/10/2020) pagi.

Kegiatan haul tersebut berlangsung hikmat di dekat lokasi Asta Agung Sayyid Tembing, dihadiri para kiai, dzurriyah, dan masyarakat umum dari berbagai kecamatan di Kabupaten Sumenep hingga Kabupaten Bangkalan.

Persembahan Tahlil dalam acara tersebut dipimpin oleh KH. Syarbini Lathif, setelah dibuka dan dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci Alquran serta Shalawat Nabi.

Ketua Panitia sekaligus dzurriyah Agung Sayyid Tembing, K. Tirmidzi Mas'ud mengungkapkan, haul tersebut merupakan upaya mengingat dan merawat makam leluhur yang sebelumnya tidak terawat.

Karena itu, ia bahagia para dzurriyah dan muhibbin Agung Sayyid Tembing bisa hadir dalam acara haul yang diyakini kehadirannya berkat dipanggil oleh Agung Sayyid.

"Sekitar tahun 2010 atau 2011 di sini (Asta Agung Sayyid, red) penuh dengan semak dan belukar, tidak terawat," kata K. Tirmidzi dalam sambutannya, Ahad (4/10/2020) pagi.

Kemudian berkat kompolan yang rutin keliling setiap Jumat Legi _yang dirintis K. Tirmidizi sejak tahun 1999, akhirnya Asta yang berada di pinggir sungai tersebut di kemudian hari dikenal sebagai Asta Agung Sayyid.

"Tetapi sebelumnya bukan tidak ada orang yang tahu bahwa di sini ada makam Agung Sayyid. Hanya saja tidak terawat," imbuhnya.

Sebelum haul dilaksanakan setiap tahun, kata Kiai Tir, demikian akrab dipanggil, jamaah kompolan Jumat Legi kadang setahun sekali baru bisa ziarah ke Asta Agung Sayyid.

Barulah pada tahun 2013, jamaah kompolan Jumat Lagi bersama para dzurriyah dan masyarakat sekitar asta melaksanakan haul secara resmi meskipun dengan jumlah yang sedikit dan kegiatan ala kadarnya.

"Jadi, tidak ada yang tahu kapan tanggal dan bulan Agung Sayyid meninggal. Cuma semuanya dulu sepakat dilaksanakan tanggal 15 tepat bulan Dzulhijjah," tutur Kiai Tir.

Sejak itu, haul dilaksanakan dengan tuan rumah secara bergilir. Kadang oleh Kepala Dusun Tembing di sebelah timur asta, Ustadz Abd. Raziq dan masyarakat di sebelah selatan asta, kadang pula dzurriyah Agung Sayyid sendiri di sebelah utara asta.

"Alhamdulillah sampai sekarang bisa melaksanakan haul lagi dan bisa mengumpulkan famili, dzurriyah, dan lainnya sesuai hasil musyawarah yang dihadiri masyayikh dan dzurriyah dari Lambi Cabbi dan Battangan," papar Kiai Tir.

Tak lupa, mewakili dzurriyah dan panitia, Ketua Lesbumi MWC NU Gapura itu mengucapkan terima kasih kepada semua yang hadir dalam acara haul tersebut.

Sehingga, cita-cita mengumpulkan para dzurriyyah dan muhibbin Agung Sayyid Tembing, yang tak lain orang tua dari Syekh Mahfudz Asta Gurang Garing, Lombang, Batang-Batang itu bisa terlaksana.

"Kami juga mohon maaf karena tempat yang kurang memadai, juga manakala suguhan yang merupakan sedekah dari masyarakat sekitar ala kadarnya," pungkas Kiai Tir.

Selain dzikir tahlil, Haul Akbar Agung Sayyid bin Sayyid Syarif Abdurrahman Rombu diisi dengan hikmah haul oleh KH. Tuhfatul Habib Faraid, Pengasuh Ponpes Syaichona Yahya Karang Anyar, Kamal, Bangkalan.

Ikut hadir dalam haul tersebut, KH. Faraid Akbar Karang Anyar, orang tua KH. Tuhfatul Habib Faraid, yang merupakan dzurriyah Agung Sayyid Abdullah Tembing.

Hadir pula penyair KH. D. Zawawi Imron dari Kecamatan Batang-Batang, KH. Fakhrurrozi Barangbang, KH. Mukafi Dumyati Dik-Kodik, Gapura Timur, KH. Maimun Lambi Cabbi, KH. Asy'ari Marzuqi Battangan, KH. Moh. Arifin Gapura Barat, KH. Roji Fawaid Baidlowi Jadung dan para kiai lainnya. (RK/Fiq)

TerPopuler