Revolusi Industri 4.0: Memahami Sejarah Perkembangan PMII Lokal sebagai Pelopor Semangat Perubahan -->

Revolusi Industri 4.0: Memahami Sejarah Perkembangan PMII Lokal sebagai Pelopor Semangat Perubahan

Selasa, 29 Oktober 2019, 1:49 PM
loading...
Lina Wafia, Ketua PK PMII Al Karimiyyah
Lina Wafia. (Foto for E-KABARI)

Oleh: Lina Wafia*

“Digitalisasi, computing power dan data analytic telah melahirkan terobosan-terobosan yang mengejutkan di berbagai bidang, yang men-disrupsi (mengubah secara fundamental) kehidupan kita. Bahkan men-disrupsi peradaban kita, yang mengubah lanskap ekonomi global, nasional, dan daerah serta laskap politik global, nasional dan daerah. Lanskap interaksi global, nasional, dan daerah. Semuanya akan berubah.”
-Presiden RI Joko Widodo-

Prof Klaus Schwab, Ekonom terkenal dunia asal Jerman, Pendiri dan Ketua Eksekutif World Economic Forum (WEF) yang mengenalkan konsep Revolusi Industri 4.0. Dalam bukunya yang berjudul “The Fourth Industrial Revolution”, Prof Schwab (2017) menjelaskan Revolusi Industri 4.0 telah mengubah hidup dan kerja manusia secara fundamental. Berbeda dengan revolusi industri sebelumnya, revolusi industri generasi ke-4 ini memiliki skala, ruang lingkup dan kompleksitas yang lebih luas. Kemajuan teknologi baru yang mengintegrasikan dunia fisik, digital dan biologis telah mempengaruhi semua disiplin ilmu, ekonomi, industri dan pemerintah. Bidang-bidang yang mengalami terobosoan berkat kemajuan teknologi baru diantaranya (1) robot kecerdasan buatan (artificial intelligence robotic), (2) teknologi nano, (3) bioteknologi, dan (4) teknologi komputer kuantum, (5) blockchain (seperti bitcoin), (6) teknologi berbasis internet, dan (7) printer 3D.

Seperti disampaikan oleh Presiden Joko Widodo, Revolusi Industri 4.0 telah mendorong inovasi-inovasi teknologi yang memberikan dampak disrupsi atau perubahan fundamental terhadap kehidupan masyarakat. Perubahan-perubahan tak terduga menjadi fenomena yang akan sering muncul pada era Revolusi Industri 4.0.

Kita menyaksikan pertarungan antara taksi konvensional versus taksi online atau ojek pangkalan vs ojek online. Publik tidak pernah menduga sebelumnya bahwa ojek/taksi yang populer dimanfaatkan masyarakat untuk kepentingan mobilitas manusia berhasil ditingkatkan kemanfaatannya dengan sistem aplikasi berbasis internet. Dampaknya, publik menjadi lebih mudah untuk mendapatkan layanan transportasi dan bahkan dengan harga yang sangat terjangkau.

Revolusi Industri 4.0 membuka peluang yang luas bagi siapapun untuk maju. Teknologi informasi yang semakin mudah terakses hingga ke seluruh pelosok menyebabkan semua orang dapat terhubung didalam sebuah jejaring sosial. Jalaluddin Rakhmat (1997:6) membagi era informasi ke dalam lima karakteristik, yaitu Kekayaan, Teknosfer, Infosfer, Sosiosfer, dan Psikosfer. Karakteristik informasi sebagai kekayaan menunjukkan bahwa informasi yang diterima dan dikuasai seseorang dapat dimanfaatkan untuk sarana akumulasi kekayaan atau sumber komersialisasi. Karakteristik informasi yang kedua adalah teknosfer atau pola lingkungan teknologi. Masyarakat di era Revolusi Industri 4.0 memiliki ketergantungan yang sangat besar dalam menggunakan teknologi informasi. Infosfer atau bentuk lingkungan informasi merupakan karaker ketiga dari era informasi. Daya jangkau teknologi informasi tidak hanya berskala lokal tetapi hingga skala global.

Revolusi industri generasi empat tidak hanya menyediakan peluang, tetapi juga tantangan bagi generasi milenial. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai pemicu revolusi indutri juga diikuti dengan implikasi lain seperti pengangguran, kompetisi manusia vs mesin, dan tuntutan kompetensi yang semakin tinggi. Dan bagi para mahasiswa harus mampu mengentaskan hal itu, di mana peran manusia setahap demi setahap sudah mulai diambil alih oleh mesin dan teknologi, sehingga tidak menuntut kemungkinan hal ini menjadi beban masalah lokal dan nasional hingga internasional.

Sedikit flashback, pada tahun 2015 sejarah merekam jejak perjuangan 6 mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Al Karimiyyah untuk melakukan perubahan. Keenamnya adalah, Adi Yono (Giliyang, Dungkek), Hendiyono (Batuputih), Misno (Batuputih), Rudi Abadi (Batuputih), Wahyudi (Batuputih), dan Yugiek Pratikno (Gapura).

Mereka tergerak untuk membentuk sebuah organisasi yang bisa menampung kreativitas mahasiswa di STIT Al Karimiyyah. Setelah berkosultasi dengan beberapa senior, akhirnya sepakat untuk mengadakan organisasi PMII yang secara kultur masih erat hubungannya dengan Nahdlatul Ulama (NU). Perjuangan mereka tidak hanya terhenti pada perencanaan saja, melainkan mereka dengan semangat dan keinginan yang membara terus berjuang untuk tercapainya misi mereka. Setelah melalui banyak proses yang menyisakan tetesan darah dari jiwa, tepat pada tanggal 26 April 2015 di Auditorium STIT Al Karimiyyah terbentuklah PK PMII STIT Al Karimiyyah.

Jejak perjuangan keenam mahasiswa tersebut adalah upaya untuk membangun sumber daya manusia di kalangan mahasiswa. Karena sebagai agent of change,mahasiswa harus bisa melakukan perubahan secara signifikan, agar dampak dari Revolusi Industri 4.0 ini mampu menjadi peluang bukan menjadi beban masalah. Dan dengan kehadiran Revolusi Industri 4.0 ini, PMII harus menyiapkan kelompok strategis sebagai pelopor dan pengobar semangat perubahan sekaligus melakukan pembenahan serta memperluas sayap gerakan di seluruh dunia.

Dalam konteks ini, PMII harus menciptakan terlebih dalu kelompok strategis yang terdiri dari kader yang memiliki intelektualitas tinggi. Kader-kader yang terpilih itu didiklat secara khusus dengan waktu dan metode khusus (agak ekslusif), sehingga mereka memiliki intelektualitas yang tinggi serta mental baja dan moralitas yang baik. Sebab jika tidak mampu menciptakan kader-kader seperti yang tertulis di atas, maka mahasiswa dan PMII gagal sebagai pelopor semangat perubahan Negeri. Oleh sebab itu, PMII sebagai pelopor semangat perubahan harus bisa mencetak kader-kader yang hebat, sehingga bisa ditempatkan di berbagai sektor untuk menyelesaikan beban masalah lokal, nasional dan internasional.

*Ketua Komisariat PMII Al Karimiyyah. Mahasiswa Semester VII STIT Al Karimiyyah Beraji, Gapura, Sumenep.

TerPopuler