Sukses Terapkan Metode 'Al-Fatih', Santri Sumber Mas Sumenep Diminta Ngajar ke Malaysia -->

Sukses Terapkan Metode 'Al-Fatih', Santri Sumber Mas Sumenep Diminta Ngajar ke Malaysia

Senin, 22 Juli 2019, 6:36 PM
loading...
Sukses Terapkan Metode 'Al-Fatih', Santri Sumber Mas Sumenep Diminta Ngajar ke Malaysia

SUMENEP, E-KABARI.COM - Kesuksesan Pondok Pesantren (Ponpes) Sumber Mas, Rombiya Timur, Kecamatan Ganding, Kabupaten Sumenep, menerapkan program Akselarasi Belajar Kitab Kuning dengan metode 'Al-Fatih' dilirik madrasah di Malaysia.

Sehingga, salah satu madrasah yang ada di Negeri Jiran itu meminta salah seorang guru dari Sumber Mas untuk ditugaskan ke sana melalui program pengabdian santri yang selama ini rutin dikirimkan Ponpes Sumber Mas sejumlah Pondok Pesantren di Madura.

Menanggapi permintaan tersebut, Ponpes Sumber Mas pun bersedia mengirimkan santri pengabdian bernama Khusnol Jawad untuk mengajar ke Madrasah Ahbabul Musthafa, Tumpat, Kelantan, Malaysia.

Khusnul Jawad dipercaya pihak pesantren untuk mengajarkan metode Al-Fatih di salah satu madrasah negeri tetangga itu guna berbagi ilmu sekaligus membawa harum nama Ponpes Sumber Mas Sumenep dari Indonesia.

Ketua Yayasan Sumber Mas sekaligus pengasuh Kampus 2 Al-Madinah, KH. Mufti Khazin menjelaskan, Metode Al-Fatih merupakan metode baru. Namun, tingkat keberhasilan dalam program Akselarasi Belajar Kitab Kuning tergolong bagus.

Buktinya, saat ini banyak pondok pesantren dan lembaga pendidikan Islam di sejumlah daerah yang ingin belajar penerapan metode Al-Fatih. Tidak hanya diminati oleh Ponpes di Madura saja, melainkan dari daerah-daerah di luar Pulau Jawa.

"Kemarin saja, selain pelajar dari Kabupaten Jember, ada 7 orang dari Ponpes Darul Muhajirin, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat," kata Mufti Khazin, Senin (22/07/2019).

Ketertarikan sejumlah lembaga pendidikan Islam itu sangat beralasan. Pasalnya, dengan metode Al-Fatih untuk memahami dan bisa membaca kitab kuning tidak membutuhkan waktu yang lama.

"Metode Al-Fatih dengan program intensif hanya butuh 15 hari," ucap Mufti Khazin.

Dosen Universitas Islam Negeri (IAIN) Sunan Ampel Surabaya itu menjelaskan, untuk program intensif siswa tidak diperbolehkan pegang HP. Sedangkan untuk usia SD, pra syaratnya harus lancar baca tulis Arab dan Alquran.

"Dengan Metode Al-Fatih siswa tidak perlu menghafal kaidah Nazhom Alfiyah atau Imrithi, sehingga siswa dipermudah dan tidak terbebani," ungkap Mufti Khazin.

"Mereka itu cukup memahami dan menghafal kosa kata bahasa Arab sebanyak mungkin," imbuhnya.

Terpisah, Khusnol Jawad mengaku senang dengan rencana keberangkatannya ke Malaysia. Bahkan hal itu menjadi sebuah kebanggaan karena dirinya telah dipercayai oleh pengasuh Ponpes Sumber Mas untuk mengajarkan metode Al-Fatih.

"Saya sangat senang dengan kepercayaan pengasuh untuk mengemban tugas ini. Ini tugas berat yang tidak sembarang orang dapat dipercaya," tuturnya sembari tersenyum.

Apalagi, keberangkatan Khusnol Jawad ke Negeri Jiran itu nantinya tak sekadar melaksanakan tanggung jawab semata. Sudah pasti, itu akan menjadi pengalaman yang sangat berharga baginya.

"Meski tidak lama di sana, sekitar satu bulan saja, namun hal ini akan sangat berharga bagi saya," ucap dia.

Keberangkatan Khusnol Jawad tersebut dikemas dengan kegiatan pelepasan guru tugas ke Malaysia. Selain dihadiri Pengasuh Ponpes Sumber Mas, RKH. Badwi Sanusi, juga dihadiri jajaran guru di ponpes setempat.

Untuk tahun ini, LPP Sumber Mas memberangkatkan sebanyak 54 santri ke berbagai pondok pesantren dan lembaga pendidikan Islam di Indonesia. Salah satu di antara program pengabdian santri itu ada yang dikirim ke Negara Malaysia. (Rs/Fiq)

TerPopuler