Wujudkan Lapas Pamekasan 'Beriman', Ini yang Dilakukan M. Hanafi -->

Wujudkan Lapas Pamekasan 'Beriman', Ini yang Dilakukan M. Hanafi

Minggu, 05 Mei 2019, 12:00 PM
loading...
Kepala Lapas Pamekasan, M. Hanafi
Kepala Lapas Pamekasan, M. Hanafi. (Foto for E-KABARI)

PAMEKASAN, E-KABARI.COM - Menghadapi kondisi penghuni yang sudah overload, Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Pamekasan, Madura, Jawa Timur, melakukan langkah konkret agar Lapas tetap Bersih, Indah, Aman dan Nyaman. Hal tersebut diungkapkan Kepala Lapas Kelas IIA Pamekasan, M. Hanafi kepada E-KABARI.COM, Sabtu (04/05/2019) malam.

Dengan penghuni yang heterogen status sosialnya serta beragam karakter, maka gejolak dan konflik bisa terjadi kapan saja. Dari persoalan sepele seperti tatapan mata dan senggolan badan bisa menjadi pemicu persoalan yang besar.

“Kapasitas Lapas ini hanya 670 orang, tapi kenyataannya sekarang terisi 1050 orang.
Namun bukan berarti konflik di Lapas tidak bisa diminimkan, dengan cara memberi pemahaman petugas tentang kapasitas dan kapabilitas petugas dalam mengelola konfik yang kerap terjadi,” ujar Hanafi.

Ia menuturkan, selama ini konflik yang terjadi ditafsirkan dengan sesuatu yang bersifat negatif. Namun jika diteliti lebih dalam, secara menyeluruh konflik ialah hal yang lumrah. Sebab, setiap orang pasti pernah mengalami konflik baik yang sederhana sampai yang tinggi.

"Maka di Lapas Pamekasan kita selalu membekali pemahaman postif, sehingga ketika mereka menghadapi konflik, ada pilihan positif yang bisa diambil dalam menyelesaikan konflik yang tentunya menghindari solusi bertolak dari latar belakang itu," terang Hanafi.

Makanya, Lapas Kelas IlA Pamekasan mengambil langkah-langkah konkret guna mewujudkan Lapas Pamekasan 'Beriman' yang selalu diidentikkan dengan Bersih, Indah, Aman dan Nyaman. Salah satu langkah itu ialah keberadaan masjid yang berdiri di dalam Lapas dengan selalu mengumandangkan ayat-ayat Al Qur'an agar warga binaan hidup tentram dan damai dalam menjalani hukumannya.

“Tugas kita ialah membuat suasana kondusif di antaranya menumbuhkan bimbingan keagamaan, hubungan yang sangat mencair antara sesama narapidana dan juga dengan para petugas,” jelas Hanafi.

Di Lapas Pamekasan, sambung dia, juga ada sebuah pesantren sebagai program unggulan yang setiap harinya diisi pengajian rutin hingga Magrib tiba.

“Kami bekerjasama dengan LDNU Kabupaten dan Kementerian Agama  Kabupaten Pamekasan guna membekali narapidana dalam konteks spiritualnya,” kata Hanafi.

Kalapas Pamekasan itu mengakui, mengubah pandangan masyrakat ialah tantangan terberat sebagai Petugas Lapas Pamekasan. Namun, hal itu tak menyiutkan nyali untuk terus melakukan pembinaan terhadap orang yang dianggap bersalah atau bermasalah.

“Bagi saya ini letak keunikannya, bagaimana kita menyakinkan mereka agar bangkit dari keterpurukan dan memulai hidup dengan lembaran baru,” tukas Hanafi.

Pihaknya memandang warga binaan sebagai manusia yang tersesat dan masih punya kesempatan bertaubat. Karena pada prinsipnya, sejahat-jahatnya manusia kalau sudah disentuh hatinya pasti akan luluh.

Dalam menjalani dan menghadapi tantangan sebagi petugas Lapas, ia menegaskan sangat dibutuhkan sikap yang konsisten dan ikhlas. Konsisten berarti saat mengambil kebijakan harus lurus dan siap dengan konsekuensinya, sedangkan ikhlas diartikan jalan agar menjadi tenang dalam bekerja dan berharap pada Tuhan.

“Impian terbesar saya ialah membuat Lapas khususnya di Pamekasan tetap menjadi lapas yang tertib dan aman,” pungkas Hanafi. (Ir/Fiq)

TerPopuler