Kepala SMAN 1 Batuan Beri Penjelasan Soal Meninggalnya Siswa Diduga Dipukul Oknum Guru -->

Kepala SMAN 1 Batuan Beri Penjelasan Soal Meninggalnya Siswa Diduga Dipukul Oknum Guru

Rabu, 20 Maret 2019, 12:56 PM
loading...
Kepala SMAN 1 Batuan, Sumenep, Salehoddin, saat ditemui awak media di kantornya. (Foto Rif/E-KABARI)

SUMENEP, E-KABARI.COM – Kepala SMAN 1 Batuan, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, angkat bicara terkait pemberitaan sejumlah media akan laporan keluarga salah satu siswanya yang diduga meninggal akibat dipukul oknum guru agama menggunakan gayung.

Salehoddin, selaku Kepala SMAN Batuan menyatakan, pemberitaan yang ditulis sejumlah media pada Selasa (19/03/2019) kemarin hanya sepihak dan tidak sesuai dengan fakta yang sebenarnya.

Menurut dia, peristiwa pemukulan siswa berinisial ADR (17) di lembaga yang dipimpinnya memang benar terjadi. Namun, itu sudah berlangsung sekitar bulan Oktober 2018 lalu.

Pasca peristiwa itu, ADR masih aktif mengikuti mata pelajaran. Hingga akhirnya, ia izin sakit dan meninggal dunia di salah satu rumah sakit di Pamekasan.

“Kejadian yang katanya si guru memukul murid tersebut sudah sekitar 5 bulan yang lalu. Dan bukan pukulan yang keras, melainkan hanya patokan yang dilakukan si guru ke dahi si murid menggunakan  gayung yang memang sudah pecah,” kata Salehoddin saat ditemui sejumlah awak media di kantornya, Rabu (20/03/2019).

Ia menjelaskan, ADR dipukul (dipatok red), karena tidak mengerjakan tugas yang diperintahkan gurunya. Namun, hukuman itu diberikan si oknum guru kepada semua siswa yang tidak mengerjakan tugas di Kelas 11 A.

“Saat itu bukan hanya satu siswa tersebut yang dipatok, melainkan teman satu bangkunya pun dipukul karena tidak mengerjakan tugas juga,” terang Salehoddin.

Ia menegaskan, saat itu tidak ada kekerasan kepada siswa bersangkutan. Hal tersebut bisa ditanyakan kepada teman sebangkunya yang juga ikut dipukul.

“Kesaksian teman sebangkunya itu sudah cukup menjadi bukti bahwa tidak ada  tindak kekerasan yang dilakukan oleh guru waktu itu,” imbuh Salehoddin.

Sementara saat disinggung soal sakitnya ADR dan gumpalan darah pada otak bagian belakangnya, Saleh mengaku sudah mendapatkan informasi mengenai hal itu. Kata dia, ada salah satu pihak yang memberitahu bahwa terdapat benjolan di kepala bagian belakang ADR, juga mata sebelah kirinya terlihat bengkak.

“Dan setelah didiagnosis oleh pihak kedokteran, ternyata bengkak. Dan benjolan yang ada di kepala si siswa itu bukan karena benturan bendara keras, melainkan diduga akibat dari radiasi HP. Itu amat masuk akal, karena setiap kali mengikuti KBM siswa itu sering tidur. Tapi setelah jam istirahat, dia terlihat sering main HP,” papanya.

Selain itu, Saleh mengungkapkan pihak keluarga ADR dan aparat desanya datang ke sekolah untuk meminta maaf atas viral pemberitaan siswa meninggal dipukul gurunya. Mereka berjanji tidak akan melanjutkan laporan ke kantor polisi yang menjadi sumber pemberitaan media sebelumnya. Bahkan, keluarga ADR bersumpah akan membela pihak sekolah.

“Tapi jika kasus ini terpaksa dilaporkan ke kantor polisi, maka pihak sekolah akan melakukan pembelaan,” pungkas Saleh.

Diberitakan sebelumnya, Ibu ADR, Restiani, didampingi kuasa hukumnya, Hawiyah Karim, SH, melaporkan oknum guru yang diduga melakukan tindakan pemukulan kepada siswa kelas 11 A SMAN 1 Batuan tersebut ke Mapolres Sumenep.

Tindakan pemukulan oknum guru tersebut dilaporkan pada Selasa (19/03/2019) kemarin, lantaran diduga mengakibatkan ADR sakit hingga meninggal di salah satu rumah sakit di Pamekasan.

Kasubag Humas Polres Sumenep AKP Moh. Heri membenarkan adanya laporan kasus dugaan penganiayaan siswa SMAN 1 Batuan oleh oknum guru hingga meninggal dunia. Waktu itu, pihaknya berjanji akan mengusut kasus tersebut hingga tuntas.

"Sebagai tindak lanjut, kami akan membentuk tim untuk mengusut kasus ini,” katanya, Selasa (19/03/2019) kemarin.

Sementara Hawiyah Karim selaku kuasa hukum korban menginginkan kasus tersebut tidak berlarut-larut. Ia menyebut, hal yang menimpa ADR merupakan kasus kekerasan pada anak hingga meninggal dunia.


"Kami berharap kepada Penyidik Polres Sumenep Bidang Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA), agar kasus penganiayaan saudara ADR ini bisa segera cepat terungkap," tegasnya. (Rif/Fiq)

TerPopuler