Pergi ke Pinggir Laut Tengah Malam, Pak RW Ungkap yang Dilakukan Jokowi Hanya Didampingi Supirnya -->

Pergi ke Pinggir Laut Tengah Malam, Pak RW Ungkap yang Dilakukan Jokowi Hanya Didampingi Supirnya

Selasa, 19 Februari 2019, 7:00 AM
loading...
Inspeksi mendadak Jokowi di Kampung Nelayan Tambak Lorok, Semarang, 2 Februari 2019 lalu. (Foto Ist/Kompas.com)

E-KABARI.COM - Presiden Joko Widodo ( Jokowi ) belum lama pergi dengan sopirnya menuju tepian laut di wilayah Tambak Lorok, Semarang.

Menurut Jokowi, kedatangannya tengah malam itu tanpa pengawalan Paspampres maupun ditemani pejabat setempat.

Hal itu dikatakan Jokowi saat debat kedua Capres di Hotel Sultan, Jakarta yang berlangsung pada Minggu (17/2/2018) tadi malam.

Rupaya kedatangan Jokowi saat malam hari ke pinggiran laut yang menjadi tempat nelayan berkumpul itu diketahui oleh Ketua RW setempat.

Jokowi menerangkan jika dirinya hampir setiap bulan bahkan setiap minggu mengunjungi nelayan.

"Saya hampir setiap minggu, setiap bulan, ketemu nelayan, ke kampung nelayan. Bisa tanya ke nelayan di Tambaklorok, Semarang," kata Jokowi saat debat yang berlangsung Minggu malam.

Hal itu diungkapkan Jokowi untuk menjawab pertanyaan capres nomor urut 02, Prabowo Subianto.

Capres nomor urut 01, Jokowi kembali menerangkan, kedatanganya tengah malam itu untuk memastikan kondisi para nelayan.

Sebab, ia mengaku mendapatkan sejumlah laporan sehingga ia ingin memastikan sendiri laporan yang masuk kepadanya itu.

Kedatangan Jokowi yang mendadak itu tidak dilakukan pada siang hari, namun dilakukan tengah malam tanpa pengawalan ketat dari patugas.

"Jam 12 malam, tengah malam saya berdua dengan sopir berdua saja ke sana untuk memastikan, bagaimana kondisi nelayan yang benar," tambahnya.

Bahkan, warga sempat mengira bahwa Capres Petahana ini adalah orang proyek yang sedang berkunjung ke kampung nelayan.

Melansir Kompas.com, Ketua RW 13 Kampung Tambaklorok, Kelurahan Tanjung Mas, Kecamatan Semarang Utara, Kota Semarang, Ahmad Sueb membenarkan jika Jokowi benar-benar datang bertemu para nelayan.

"Itu benar. Beliau datang tanggal 2 Februari 2019 malam," kata Sueb ketika dikonfirmasi Kompas.com, Senin (18/2/2019) siang.

Menurutnya, kedatangan orang nomor 1 di Indonesia itu tanpa adanya pemberitahuan sebelumnya.

Ia menerangkan, ketika Jokowi datang dirinya bersama warga yang lain tengah asik berbincang di dermaga dan di dekat warung kopi.

Kedatangan Jokowi diketahui saat terdengar keramaian ada pria baju putih datang.

Sueb mengira yang datang adalah petugas proyek yang membangun sarana dan prasarana Kampung Bahari.

"Warga tidak ada yang tahu. Tahunya itu orang proyek karena pakai baju putih, celana biru dan sepatu. Tahu-tahu itu Bapak Presiden," ujarnya.

Namun, kata dia, warga justru banyak berteriak memanggil nama Jokowi.

Kemudian, Ia menghampiri pria berkemaja putih tersebut.

"Saya itu duduk bareng warga, jam berapa saya agak lupa karena enggak bawa handpone.

"Saya jagong di dermaga, di dekat warung kopi, Pak Jokowi kemudian ke situ di Tambaklorok, tempat ngopi di depan dermaga," ujar Sueb.
Menurut Sueb, Jokowi cukup lama berada di kampung nelayan itu.

Di lokasi tersebut, Jokowi banyak berdialog dengan para nelayan, meninjau sarana dan prasarana Kampung Bahari, serta menikmati sejenak kawasan yang tengah ditata tersebut.

"Saya punya bukti dan video kedatangan Pak Jokowi yang direkam warga. Hampir satu jam beliau di sana. Beliau juga duduk di tambatan perahu," ujarnya.

Jokowi Dilaporkan ke Bawaslu
Calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo dilaporkan ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) atas tuduhan pelanggaran pemilu, karena menyerang pribadi capres Prabowo Subianto saat debat kedua pilpres, Minggu (17/2/2019).

Pelapor adalah Tim Advokat Indonesia Bergerak (TAIB).

Mereka menuding Jokowi menyerang pribadi Prabowo dengan menghina yang bersangkutan ketika debat.

Tudingan itu mengacu pada pernyataan Jokowi yang menyebut kepemilikan lahan Prabowo di Kalimantan Timur dan Aceh Tengah.

"Dugaan fitnah atau kebohongan capres 01 ini lebih kepada menyampaikan bahwa Pak Prabowo Subianto mempunyai atau punya lahan atau kepemilikan tanah seluas 2.200 hektar di Kalimantan Timur dan 120.000 hektar lagi di Aceh Tengah. Itu adalah sebuah statement yang menyerang personal secara pribadi," kata anggota TAIB, Djamaluddin Koedoeboen, di kantor Bawaslu, Jakarta Pusat, Senin (18/2/2019) dikutip dari Kompas.com.

Menurut pelapor, dalam debat Prabowo tidak mengakui bahwa lahan yang disebutkan Jokowi itu adalah hak milik pribadinya.

Prabowo menyebut bahwa lahan itu adalah Hak Guna Usaha (HGU).

Pelapor mengatakan, HGU bukan atas nama pribadi Prabowo, tetapi atas nama perusahaan.

Oleh karenanya, pelapor menuding Jokowi melanggar Pasal 280 ayat 1 huruf (c) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu.

Pasal itu melarang peserta, pelaksana dan tim kampanye menghina seseorang, agama, suku, ras, golongan, calon, dan/atau peserta pemilu yang lain selama kampanye.

Dalam aduannya, pelapor membawa bukti berupa foto tangkapan layar berita online dan rekaman video pernyataan Jokowi soal lahan Prabowo.

Pelapor meminta Bawaslu dapat segera menindaklanjuti aduan mereka.

"Kita juga minta kepada pihak Bawaslu dan KPU untuk menegur keras Jokowi agar tidak lagi melakukan hal-hal seperti ini di debat-debat berikutnya," tandas Djamaluddin.

Dalam debat, Jokowi menyebut Prabowo memiliki lahan di Kalimantan Timur sebesar 220.000 hektar dan di Aceh Tengah sebesar 120.000 hektar.

Prabowo mengakui data tersebut. Ia mengatakan status tanah tersebut merupakan Hak Guna Usaha (HGU) yang sewaktu-waktu bisa diambil kembali oleh negara.

"Itu benar, tapi itu HGU (hak guna usaha), itu milik negara," ujar Prabowo.

"Setiap saat negara bisa ambil kembali. Kalau untuk negara, saya rela kembalikan itu semua," kata Prabowo.

"Tapi, daripada jatuh ke orang asing, lebih baik saya yang kelola karena saya nasionalis dan patriot," kata Prabowo.


TerPopuler