loading...
Suasana kehidupan malam di Pattaya. [Foto Iste/AFP PHOTO via CNN Indonesia] |
E-KABARI.COM, THAILAND - Pemerintah Thailand lama kelamaan
merasa gerah dengan sebutan destinasi wisata seks yang ditujukan bagi
negaranya.
Dikutip dari Reuters, Badan
Pariwisata Thailand (TAT) sampai merilis keterangan resmi, yang berisi
pernyataan bahwa negaranya sangat menentang segala macam konsep wisata seks.
Sebagian besar yang datang ke Thailand
merupakan turis berusia muda, yang menghelat momen gap year alias momen
liburan sebelum mereka memulai kuliah atau bekerja.
Jasa prostitusi memang masih terlarang di
Thailand, namun masih banyak kawasan yang diduga menjadi distrik-distrik merah.
Tamunya sebagian besar turis mancanegara.
Tak hanya di pelosok, distrik merah juga
banyak ditemukan di kota besar, seperti di Bangkok.
Pada Senin (26/2), Kepolisian Thailand
menangkap 10 orang warga negara Rusia yang membuka kelas pelatihan jasa seks di
Pattaya. Mereka ditangkap dengan tuduhan bekerja tanpa izin resmi.
"TAT ingin Thailand menjadi
destinasi wisata yang berkualitas dan bertujuan baik. Kami sangat menentang
segala konsep wisata seks," tulis TAT dalam keterangan resminya yang
diterbitkan pada Rabu (28/2).
Distrik-distrik merah di Thailand
menawarkan segala jasa yang disebut surga dunia, mulai dari pijat plus-plus
sampai sewa teman tidur.
Dikutip dari data yang dirilis oleh badan
pengentasan AIDS PBB, UNAIDS, pada 2014 terdapat sebanyak 123.530 orang pekerja
seks di sana.
Isu Thailand sebagai destinasi wisata
seks kembali hangat setelah Menteri Luar Negeri Inggris, Boris Johnson,
menyinggung hal tersebut dalam salah satu pidatonya pada bulan kemarin.
Menteri Pariwisata Gambia juga sempat
menyatakan hal serupa, dengan meminta turis lebih baik datang ke Thailand untuk
wisata seks daripada ke negaranya.
Pada tahun 2016, mantan Menteri
Pariwisata Thailand sudah pernah mengumumkan "perlawanannya" terhadap
bisnis seks di negaranya.
Sejak saat itu, banyak razia ke kawasan
yang diduga menjadi distrik merah oleh Kepolisian Thailand.
Namun, banyak pengamat yang mengatakan
kalau mengubah persepsi orang mengenai konsep wisata Thailand tak semudah
membalikkan tangan.
Sepanjang tahun lalu, industri pariwisata
Thailand telah menyumbang pendapatan negara sebanyak US$53,76 miliar (sekitar
Rp73 triliun), naik 12 persen dari tahun 2016.
Jumlah pendapatan tersebut disebut yang
tertinggi sepanjang sejarah pariwisata Negara Gajah Putih.
Tahun ini, Negara Gajah Putih berharap
didatangi sebanyak 37,55 juta turis.
Sumber: CNN Indonesia