Kasus DBD di Pamekasan Diprediksi Terus Meningkat, Dinkes Imbau Masyarakat Ikut Lakukan Pencegahan -->

Kasus DBD di Pamekasan Diprediksi Terus Meningkat, Dinkes Imbau Masyarakat Ikut Lakukan Pencegahan

Senin, 04 Desember 2023, 2:09 PM
loading...
Kasus DBD di Pamekasan Diprediksi Terus Meningkat, Dinkes Imbau Masyarakat Ikut Lakukan Pencegahan
Petugas Dinkes Pamekasan melakukan fogging sebagai tindakan membunuh nyamuk, Senin (4/12/2023). (Foto Ir/E-KABARI)


PAMEKASAN, E-KABARI.com - Kasus penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur diprediksi semakin meningkat hingga tutup tahun 2023.


Hingga Oktober 2023 lalu, penyakit DBD di Pamekasan mencapai 314 kasus. Padahal, kasus serupa di tahun 2021 hanya 158 orang.


Namun dari tahun ke tahun, angka kasus DBD di Pamekasan memang terus meningkat. Terbukti, di tahun 2022 sudah naik menjadi 277 kasus.


Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Pamekasan dr Sjaifuddin melalui Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Hidayat mengatakan, meningkatnya kasus DBD karena virus yang terus disebarkan nyamuk.


Biasanya, kasus DBD tersebut meningkat di saat musim hujan. Namun, penularan DBD tidak hanya terjadi pada musim hujan, melainkan juga bisa terjadi pada musim kemarau.


"Kalau penularannya biasanya memasuki musim penghujan," kata Hidayat, Senin, 4 Desember 2023.


Pihaknya memprediksi, penularan kasus DBD di Pamekasan kemungkinan besar akan ada tambahan menjelang tutup tahun 2023.


Meski demikian, Hidayat memastikan hingga saat ini tidak ada korban jiwa yang sampai meninggal dunia karena terkena DBD tahun 2023.


"Sebagian pasien hanya dirawat di Rumah Sakit (RS) beberapa hari, kemudian pulih kembali," tutur Kabid P2P Dinkes Pamekasan tersebut.


Dengan adanaya tren peningkatan kasus DBD itu, Hidayat mengimbau masyarakat Pamekasan agar tak hanya menjaga kesehatan. Namun juga ikut melakukan upaya-upaya pencegahan.


"Pencegahannya seperti gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) 3 M plus. Menguras air secara berkala, menutup bak air, mengubur atau mendaur ulang kaleng atau sampah yang disinyalir menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk," pesan Hidayat. (Ir/Rfq)

TerPopuler