Masyarakat dan pemuda yang tergabung dalam Gerakan Pemuda Timur Daya (Garda Raya) masih bertahan menyegel Kantor Pemerintah Kabupaten Sumenep hingga Jumat (1/12/2023) malam. (Foto Rez/E-KABARI) |
SUMENEP, E-KABARI.com - Ratusan massa Garda Raya yang terdiri dari masyarakat dan pemuda Timur Daya mendesak Bupati Sumenep Achmad Fauzi Wongsojudo mencopot Kepala Puskesmas Batang-Batang dr. Fatimatul Insyoniah dan bidan Windu.
Ratusan massa itu melurug Kantor Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Kabupaten Sumenep, Jumat, 1 Desember 2023 sore.
Kemudian aksi dilanjutkan dengan mengepung Kantor Bupati di Jl. Dr. Cipto No. 33 Desa Kolor, Kecamatan Kota Sumenep. Bahkan, Garda Raya menyegel pintu utama Kantor Pemerintah Daerah hingga sekitar pukul 20.00 WIB.
Aksi demonstrasi di Kantor Dinkes P2KB dan Kantor Pemkab Sumenep itu merupakan unjuk rasa jilid II. Sebelumnya, Garda Raya telah melakukan aksi di Kantor Puskesmas Batang-Batang pada Selasa, 28 November lalu.
Merasa tidak puas dengan sikap dan tanggapan Kepala Puskesmas Batang-Batang dr. Fatimatul Insyoniah waktu itu, massa Garda Raya berjanji akan melurug Dinkes P2KB Sumenep.
Bukan omong kosong belaka, mereka benar melakukan aksi jilid II di Kantor Dinkes P2KB, bahakn ke Kantor Pemkab Sumenep.
Sayang, di dua tempat itu massa Garda Raya yang berjumlah ratusan harus jua menelan kekecewaan. Selain tanggapan Plt Kepala Dinkes P2KB Sumenep Agustiono Sulasno yang jauh dari harapan, massa juga tak ditemui Bupati Sumenep Achmad Fauzi Wongsojudo.
Meski demikian, Garda Raya tetap menyampaikan tuntutannya, yang notabene merupakan tuntutan dari keluarga bayi diduga korban malapraktik oknum bidan di Puskesmas Batang-Batang.
Massa Garda Raya menuntut Kepala Puskesmas Batang-Batang dr. Fatimatul Insyoniah dan oknum bidan diduga bernama Windu dicopot dari jabatannya. Sebab, kelalaiannya menyebabkan kematian pada bayi Adelia Aziz Bella Negara.
Nurhayat, Koordinator Garda Raya mendesak Bupati Sumenep Achmad Fauzi Wongsojudo harus turun tangan guna menyelesaikan kasus yang menimpa pada bayi malang asal Dusun Mojung, Desa Tamidung tersebut.
Pasalnya, mereka kecewa dan menganggap Kepala Puskesmas Batang-Batang maupun Plt Kepala Dinkes P2KB Sumenep tidak mengindahkan aspirasi massa agar menangani dugaan malapraktik terhadap bayi Adelia.
"Bupati Fauzi harus mencopot Kepala Puskesmas Batang-Batang dan Bidan Windu," teriak Hayat dalam orasinya, Jumat, 1 Desember 2023.
Massa aksi itu akhirnya ditemui Kepala DPMPTSP dan Naker Sumenep Abd. Rahman Riadi. Ia mewakili Bupati Sumenep Achmad Fauzi Wongsojudo yang sedang berada di luar kota.
"Aspirasi massa kami terima, tapi mohon tenang karena semua masih harus melalui prosedur," kata Abd. Rahman menanggapi tuntutan massa.
Sayang, massa Garda Raya keburu kecewa lantaran yang menemui mereka hanya kepala dinas, bukan Bupati Fauzi Wongsojudo.
Alhasil, belum selesai Kepala DPMPTSP dan Naker Sumenep menjelaskan tentang hal yang prosedural, Nurhayat memotong dengan tetap bersikukuh agar Bupati Fauzi Wongsojudo yang menemui massa Garda Raya.
"Ini nyawa, oknum bidan itu telah menyalahi prosedur, tetapi ketika kami menuntut keadilan, kami malah disuguhi prosedur-prosedur," tegas Hayat dengan nada yang mulai meninggi.
Koordinator Garda Raya itu mempertanyakan harga nyawa manusia dibandingkan dengan hal-hal yang prosedural. Pihaknya pun menilai Kabupaten Sumenep Darurat Kesehatan.
"Nyawa atau prosedur. Kami tetap akan menunggu, bertahan di sini untuk menemui Bupati Achmad Fauzi," keukeuh Hayat.
Terbukti, ratusan massa Garda Raya itu tetap bertahan hingga malam hari. Bahkan, mereka menyegel Kantor Pemkab Sumenep.
Penyegelan Kantor Pemkab itu dilakukan sebagai aksi protes dan kekecewaan massa karena tidak ditemui oleh Bupati Sumenep Achmad Fauzi Wongsojudo untuk menyampaikan aspirasinya.
Salah satu orator aksi, Ach. Yondi mengatakan, aksi geruduk Pemda tersebut dilakukan untuk mendapatkan jawaban atas tuntutan masyarakat dan pemuda Timur Daya, yaitu mencopot Kepala Puskesmas Batang-Batang dan Bidan Windu.
"Kami ingin mendengar secara langsung dan tertulis bahwa Bupati Fauzi akan menjawab tuntutan kami, kami telah persiapkan MoU untuk itu," ucap Yoyon, sapaan akrabnya, Jumat, 1 Desember 2023 malam.
Selain siaga di depan Kantor Pemkab Sumenep, masyarakat dan pemuda Timur Daya juga memberi ultimatum kepada Bupati Sumenep Achmad Fauzi Wongsojudo. Isi ultimatum itu dibacakan langsung oleh korlap aksi Abd. Halim.
"Jika dalam 5x24 jam Bupati Fauzi belum mencopot Kapus dan Bidan Windu Puskesmas Batang-Batang, maka masyarakat dan pemuda Timur Daya berjanji akan membawa massa yang lebih besar," tegas Halim dengan lantang.
Untuk itu, Halim berharap agar Bupati Fauzi Wongsojudo dengan segera memberikan keputusan yang tepat. Supaya kepercayaan masyarakat terhadap Puskesmas, khususnya di Batang-Batang kembali pulih. (Rez/Rfq)