Direktur RSUD dr. H. Moh. Anwar Sumenep, dr. Erliyati, M.Kes. (Foto Rafiqi/E-KABARI) |
SUMENEP, E-KABARI.com - Direktur RSUD dr. H. Moh. Anwar (RSUDMA) Kabupaten Sumenep dr. Erliyati, M.Kes menegaskan bahwa kini tidak ada alasan lagi tak punya biaya berobat bagi masyarakat yang sakit.
Pasalnya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep sudah menyediakan layanan berobat gratis bagi masyarakat melalui program Universal Health Coverage (UHC).
Melalui program UHC, warga Sumenep yang belum memiliki atau terdaftar sebagai peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan sekalipun tetap bisa berobat dengan gratis.
Caranya pun mudah, hanya menggunakan Kartu Tanda Penduduk (KTP) sebagai syarat untuk mengakses layanan UHC.
"Meski belum punya BPJS, warga tetap bisa berobat gratis cukup dengan menggunakan KTP," kata dr. Erliyati, Kamis, 6 April 2023.
Karena itu, warga Sumenep yang sakit tidak boleh lagi beralasan tak punya biaya untuk mendapatkan pengobatan di tempat kesehatan, baik di tingkat Puskesmas maupun Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD).
Komitmen RSUD Sumenep sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan dalam mewujudkan tagline "Bismillah Melayani" telah terwujud melalui program UHC itu.
"Tidak ada alasan lagi tak punya biaya. Jika tidak tahu, cukup tanyakan ke layanan kesehatan terdekat, UHC ini hadiah dari Bapak Bupati untuk masyarakat," kata dr Erli, panggilan akrab Direktur RSUD Sumenep.
Pihaknya berharap, masyarakat dapat memanfaatkan dengan baik adanya program Pemkab Sumenep dalam sistem pelayanan kesehatan berupa UHC.
Sebab, kehadiran UHC dalam rangka untuk mewujudkan pelayanan kesehatan yang paripurna kepada masyarakat Sumenep.
"Jika masyarakat sehat, semuanya akan sehat, karena kesehatan masyarakat juga akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi Sumenep," jelas dr. Erli.
Direktur RSUD Sumenep itu menambahkan, masyarakat juga tak perlu khawatir soal stigma negatif akan mendapatkan layanan kesehatan yang kurang memuaskan jika mengakses fasilitas berobat gratis.
Pelayanan kesehatan yang diberikan akan sesuai prosedur dengan tetap memperhatikan kesembuhan pasien.
"Bisa ditanyakan kepada mereka yang sudah menggunankan layanan UHC, justru kami senang jika pasien itu menggunakan layanan UHC daripada layanan umum tapi nanti kesulitan biaya," pungkas dr. Erli. (*/Rfq)