Kondisi Ruang Kelas Baru (RKB) MI Miftahul Falah di Dusun Nong Pote, Desa Pragaan Daya, Pragaan, Sumenep yang disorot SEMMI Jatim. (Foto for E-KABARI) |
SUMENEP, E-KABARI.com - Realisasi dana hibah Ruang Kelas Baru (RKB) di MI Miftahul Falah Desa Pragaan Daya, Kecamatan Pragaan, Kabupaten Sumenep mendapat sorotan dari Serikat Mahasiswa Muslimin Indonesia (SEMMI) Jawa Timur.
Pasalnya, pembangunan RKB di MI Miftahul Falah yang bersumber dari dana hibah Provinsi Jawa Timur belum benar-benar rampung hingga akhir Desember 2022.
Aktivis SEMMI Jatim Shohibul Umam mengatakan, pihaknya mensinyalir adanya penyunatan dana hibah pembangunan RKB MI Miftahul Falah Dusun Nong Pote setelah melakukan serangkaian investigasi.
"Hasil investigasi Senin (26/12/2022) kemarin, kami menemukan adanya kejanggalan dalam pelaksanaan pembangunan fisisk 2 Ruang Kelas Baru (RKB) MI Miftahul Falah di Dusun Nong Pote, Desa Pragaan Daya," kata Shohibul Umam, Selasa, 27 Desember 2022.
Saat ini pembangunan 2 RKB di MI Miftahul Falah Dusun Nong Pote itu belum benar-benar selesai. Dinding bangunan masih terlihat sama sekali belum diplester juga tanpa pintu dan daun jendela.
Umam mensinyalir adanya penyunatan dana hibah tersebut yang berdampak pada tidak selesainya pembangunan RKB.
"SEMMI mengutuk keras praktik-praktik haram masuk ke dalam wilayah pendidikan yang mestinya menjaga semangat luhur pendidikan dan akan membawa kasus ini ke ranah hukum," tegas Umam.
Mendapat sorotan dari SEMMI Jatim, Pengasuh dan Kepala MI Miftahul Falah kompak mengaku tidak tahu terkait bantuan RKB melalui dana hibah tersebut.
Pengasuh MI Miftahul Falah K. Hamid hanya membenarkan bahwa lembaganya memang mendapatkan bantuan, namun tidak terlalu ingat tahunnya pun asal bantuan tersebut.
"Tidak tahu saya soalnya terima bahan dan ada pekerjanya," kata K. Hamid lewat telepon selulernya, Selasa, 27 Desember 2022.
Bahkan, K. Hamid mengaku tidak tahu apa nama atau jenis bantuan yang diterima MI Miftahul Falah. Dia berdalih tidak terlalu paham soal jenis bantuan.
"Mungkin begitu namanya (bantuan hibah RKB, red), soalnya saya tidak begitu paham soal bantuan itu," ungkapnya.
Tak hanya itu, K. Hamid juga mengatakan tidak tahu berapa nominal bantuan hibah pembangunan RKB MI Miftahul Falah.
Lagi-lagi, dia berdalih bantuan itu langsung datang berupa bahan dengan pekerjanya.
"Tidak tahu ya, soalnya langsung datang berupa barang dan dikerjakan. Saya tidak ikut campur," kata K. Hamid.
Hal yang sama diungkapkan Azizi, Kepala MI Miftahul Falah Dusun Nong Pote yang kebetulan saudara K. Hamid.
Ia membenarkan lembaga yang kini dipimpinnya mendapatkan bantuan dana hibah, namun tidak tahu nominalnya.
"Saya tidak tahu, soalnya itu tidak turun ke saya. Turun ke kepala sekolah yang lama," kata Azizi melanjutkan pembicaraan awak media dengan K. Hamid.
Saat bantuan dana hibah turun, Azizi mengaku belum menjadi kepala MI Miftahul Falah. Katanya, ia baru menjabat.
"Waktu itu saya bukan kepala sekolah, kepala masih Pak Yusuf," terang Azizi.
Sementara saat kembali didesak besaran bantuan dana hibah yang diterima MI Miftahul Falah, Azizi tetap mengaku tidak tahu. Ia berdalih bantuan itu langsung berbentuk bahan dan tukang.
Bahkan, ketika ditanya apakah kepala MI Miftahul Falah waktu itu tidak memberitahu dewan pengasuh dan jajaran guru soal bantuan itu, Azizi malah balik tanya.
"Kenapa harus memberi tahu saya?" ucapnya dengan santai. (Rul/Rfq)