Korona, antara Lalai dan Waspada -->

Korona, antara Lalai dan Waspada

Minggu, 03 Mei 2020, 8:02 PM
loading...
Korona, antara Lalai dan Waspada
Ilustrasi. (RK/E-KABARI)

Oleh: Moh. Amin Rais*

Akhir-akhir ini kondisi situasi masyarakat benar-benar tidak kondusif. Pandemi Covid-19 yang awalnya hanya menjadi wabah di Wuhan China, kini menyebarkan kepanikan di berbagai Negara hingga melahirkan masalah-masalah baru yang timbul akibat pandemi Covid-19. Dampak sosial dan ekonomi menjadi perhatian khusus yang terjadi di setiap Negara. Maka dalam hal ini Pemerintah di berbagai Negara terus berupaya untuk memutus mata rantai penyebaran virus Korona.

Namun dalam hal itu, Pemerintah Indonesia dianggap kurang tanggap dalam memutus lebih awal penyebaran virus Korona. Hal ini dibuktikan dengan masih dibukanya akses jalur perjalanan menuju kawasan-kawasan yang sudah terjangkit Covid-19. Hingga menjadikan pasien positif menyebar luas ke berbagai daerah.

Setelah penyebaran virus mulai merebak, Pemerintah mulai memberikan perhatian khusus terhadap kejadian ini. Setiap penerapan pencegahan mulai diberlakukan. Mulai dari social distancing, physical distancing dan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Setiap kegiatan yang melibatkan massa dilarang untuk sementara, seperti acara, pekerjaan dan kerumunan yang memungkinkan penyebarluasan virus Korona ini.

Hal itu membuat keresahan masyarakat semakin besar. Sektor pekerjaan masyarakat menengah ke bawah seperti ojek online, pedagang kaki lima, dan pekerja lainnya terpaksa akan terkena PHK akibat pandemi Covid-19. Sontak hal ini mendapat respon dari penabuh drum band punk asal Bali Superman Is Dead (SID). Dalam pernyataannya di media sosial, Jerinx siap disuntik Covid-19.

“Jika ada yg menantang saya ke RS untuk berinteraksi dgn pengidap covid, atau menantang saya disuntik virus covid, saya akan terima tantangannya dengan syarat: Jika saya selamat, seluruh dokter di Indonesia, seluruh awakmedia/seleb/SJW/musisi/influencer/selebgram yg terbukti masih menyuarakan lockdown WAJIB SUKARELA KE KANTOR POLISI MINTA DIBUI karena sudah menyampaikan solusi yg salah dan merugikan seluruh warga Indonesia,” tulis Jerinx di akun Instagram-nya beberapa hari lalu.

Ia mengaku pernyataan tersebut ditujukan untuk memotivasi orang-orang untuk tidak terlalu khawatir dan tidak semakin menyebar kepanikan dengan adanya pandemi ini. Bahkan, Jerinx rela mati demi memperjuangkan keyakinannya itu.

“Saya mati nggak apa-apa. Kalau berjuang ya berjuang,” paparnya.

Pernyataan seperti di atas juga akan memunculkan ketakutan yang baru apabila Jerinx SID tidak bisa selamat dari Covid-19. Karena di samping membuat orang-orang abai akan pandemi, ia juga akan membuat masyarakat tidak mendengarkan saran Pemerintah terhadap kewaspadaan akan virus Korona.

Maka dari itu, sikap gotong royong yang menjadi ciri khas masyarakat Indonesia harus lebih kita perhatikan. Saling berbagi, saling jaga dan tetap mematuhi aturan-aturan Pemerintah supaya cepat memutus mata rantai penyebaran Covid-19.

*Sekretaris LPM Dialektika STIT Al Karimiyyah Periode 2019-2020.

TerPopuler