Kisah Tukang Cukur Rambut Berpenghasilan Rp 5 Ribu Sehari di Pamekasan, Ingin Punya Gerobak dan Modal Jualan -->

Kisah Tukang Cukur Rambut Berpenghasilan Rp 5 Ribu Sehari di Pamekasan, Ingin Punya Gerobak dan Modal Jualan

Sabtu, 21 Maret 2020, 11:03 PM
loading...
Kisah Tukang Cukur Rambut Berpenghasilan Rp 5 Ribu Sehari di Pamekasan, Ingin Punya Gerobak dan Modal Jualan
Sabrawi, tukang cukur rambut menggunakan alat cukur manual di Pamekasan saat mencukur rambut salah satu pelangganya, Sabtu (21/03/2020). (Foto Ir/E-KABARI)

PAMEKASAN, E-KABARI.COM - Tidak semua orang memiliki nasib bagus dan mujur. Setidaknya hal ini dialami oleh Sabrawi, warga Dusun Utara 2, Desa Toronan, Kelurahan Kowel, Pamekasan, Madura, Jawa Timur.

Sudah 35 tahun lamanya Sabrawi menjadi tukang cukur rambut. Dengan kemajuan zaman di mana semua sudah menggunakan alat cukur yang canggih, ia tetap setia menggunakan alat cukur manual.

Bukannya tidak mau pindah ke alat yang lebih canggih. Hanya saja bila urusannya adalah ekonomi, Sabrawi tak berkutik. Hingga saat ini, faktanya ia memang tidak mampu untuk membeli alat cukur modern.

Ditemui Jurnalis E-KABARI.COM di trotoar sekitar Arek Lancor, tempat mangkal untuk menunggu pelanggan yang biasa cukur rambut padanya, Sabrawi bercerita tentang kehidupannya yang miris dengan istri dan lima anaknya.

"Saya penghasilan tiap harinya tidak menentu, Mbak. Terkadang saya dapat uang 5 ribu rupiah, tapi tak jarang pula saya pulang dengan tangan kosong tanpa membawa uang sepeser pun," tutur Sabrawi, Sabtu (21/03/2020).

Padahal di rumah, istri dan kelima anaknya sudah menunggu Sabrawi membawa rezeki. Namun apa daya, tak setiap hari nasib baik berpihak padanya. Juga pada keluarganya.

"Saya sebagai bapak sudah berusaha semampu saya dalam mencari rezeki. Tapi mau gimana lagi, la wong bisanya cuma dapat segitu (5 ribu, red)," cerita Sabrawi pilu.

Belum lagi, ia mangkal hanya setengah hari saja. Sabrawi berangkat dari rumahnya pada pukul 7 pagi, lalu pulang pukul 2 siang. Alhasil, waktunya untuk meraih pelanggan juga terbatas.

Namun, mangkal setengah hari dilakukan Sabrawi bukan tanpa alasan. Jika sampai mangkal 1 hari, ia mengaku tidak kuat lapar. Padahal jika pulang, belum tentu juga ia bisa makan.

"Jika dipaksakan, tubuh saya gemetar. Jadi saya harus pulang untuk makan, itupun kalau ada nasi di rumah," tuturnya.

Ingin Punya Gerobak dan Modal

Lama berbincang dengan E-KABARI.COM, akhirnya Sabrawi mengutarakan keinginannya mempunyai gerobak dan modal untuk usaha berjualan sosis di rumahnya.

Dengan berjualan, Sabrawi berharap ada tambahan rezeki untuk dirinya dan keluarga. Karena selama ini dengan penghasilan Rp 5 ribu, itu sangat jauh dari kata cukup.

"Tapi itu hanya sebatas keinginan saya saja, Mbak. Karena rasanya mustahil terpenuhi melihat pendapatan saya yang hanya 5 ribu," ucapnya.

Bukannya tidak punya keinginan yang kuat untuk punya gerobak jualan. Sabrawi hanya mencoba sedikit realistis di tengah himpitan ekonomi.

Karena jangankan untuk beli gerobak, buat makan saja ia masih kebingungan. Bahkan untuk minum kopi di tempat mangkal, setiap hari masih dibelikan temannya.

"Seandainya saja ada orang yang bisa membantu saya, ya Allah, betapa berterima kasihnya saya kepadanya. Saya sudah tidak tahu lagi harus bagaimana," harap Sabrawi dengan tangis yang mendalam. (Ir/Fiq)

TerPopuler