Pasutri di Pamekasan Ini Puluhan Tahun Hidup dalam Ketakutan, Kemana Pemerintah? -->

Pasutri di Pamekasan Ini Puluhan Tahun Hidup dalam Ketakutan, Kemana Pemerintah?

Sabtu, 09 November 2019, 6:56 PM
loading...
Pasutri di Pamekasan Hidup di Gubuk Reyot selama Puluhan Tahun
Aspulla (65) dan Munarya (60) di depan rumahnya. Sebuah gubuk reyot ukuran 2x4 meter yang ditinggali pasutri di Pamekasan ini selama 40 tahun. (Foto Ir/E-KABARI)

PAMEKASAN, E-KABARI.COM - Hidup dengan rumah kumuh dan tidak layak huni di Kabupaten Pamekasan, Madura, selama puluhan tahun, Aspulla (65) dan Munarya (60) berharap ada keajaiban yang menghampiri kehidupannya.

Sudah sekitar 40 tahun lebih, pasangan suami-istri itu tinggal di gubuk yang kumuh dan tidak layak huni dengan ukuran 2x4 meter, yang di dalamnya hanya ada satu kasur, itu pun sudah tidak berbentuk.

"Mau gimana lagi, Bu, la wong memang keadaan ekonomi hidup saya seperti ini. Saya hanya cari rumput buat sapi tetangga, sedangkan suami saya buruh cangkul, itu pun kalau ada yang nyuruh," cerita Munarya melas, Sabtu (9/11/2019).

Pasutri tanpa dikaruniai anak yang tinggal di Dusun Timur Jalan, Desa Ambender, Kecamatan Pegantenan, Pamekasan itu, berharap kepada pemerintah atau dinas terkait, bahkan kepada para dermawan, supaya bisa dibantu.

"Tore kaulâ bânto, kaniserre kaulâ," katanya meminta bantuan dalam bahasa Madura, saat ditemui E-KABARI.COM bersama Sertu Gede Tama, Bamin Tuud Koramil Pegantenan yang mewakili Babinsa Ambender.

Munarya mengaku juga ingin punya rumah seperti tetangganya. Meski tidak bagus, setidaknya layak buat ditinggali bersama suaminya. Terutama, biar ketika musim penghujan datang, keduanya tidak perlu ketakutan lagi.

"Kemarin sempat ada angin besar, saya lari keluar karena takut ditimpa kalau rumah ambruk. Sudah lama saya juga suami merasa ketakutan jika musim hujan datang, takut kerobohan soalnya," ungkap Munarya.

Sementara itu, Pemerintah Desa Ambender melalui Kholiful Anwar, selaku Kaur Keuangan menjelaskan, pihaknya selama ini sudah mengupayakan bantuan diajukan ke pemerintah, akan tetapi masih belum ada kepastian.

"Saya sudah berupaya semaksimal mungkin untuk membantu keluarga Pak Aspulla. Akan tetapi dari pemerintah Pamekasan, khususnya dinas terkait masih belum bisa ngasih keputusan, karena data yang sudah masuk tidak bisa di-rolling," tuturnya.

Karena itu, Anwar hanya bisa berharap supaya ada organisasi perangkat daerah (OPD) lainnya di Pamekasan, atau para dermawan, yang sudi memberikan bantuan kepada keluarga miskin tersebut.

"Apalagi di genteng rumahnya terpasang beberapa timba kecil, yang sengaja ditaruh untuk wadah air hujan akibat bocor," imbuh Anwar. (Ir/Fiq)

TerPopuler