Tak Diminati Pedagang, Anggota DPRD Sumenep Sesalkan Keberadaan Pasar Hewan di Pakandangan -->

Tak Diminati Pedagang, Anggota DPRD Sumenep Sesalkan Keberadaan Pasar Hewan di Pakandangan

Sabtu, 13 April 2019, 10:54 AM
loading...
Pasar Ternak Terpadu di Desa Pakandangan Sangra, Bluto. Insert: Sekretaris Komisi II DPRD Sumenep, Suharinomo
Pasar Ternak Terpadu di Desa Pakandangan Sangra, Bluto. Insert: Sekretaris Komisi II DPRD Sumenep, Suharinomo. (Foto Ist/E-KABARI)

SUMENEP, E-KABARI.COM - Keberadaan Pasar Hewan di Desa Pakandangan Sangra, Kecamatan Bluto dinilai anggota DPRD Sumenep, Madura, Jawa Timur, mubazir. Sebab, pasar yang menelan dana kurang lebih Rp 2,3 miliar itu sampai detik ini tidak dimanfaatkan.

Terbukti, pedagang hewan enggan untuk berdagang di pasar tersebut. Padahal tempat itu dicanangkan Pemerintah Kabupaten Sumenep menjadi pusat transaksi hewan ternak.

Namun, sejumlah pedagang malah memilih berjualan di Pasar Pahlawan, Kecamatan Kota. Maklum, Pasar Pahlawan dinilai lebih produktif untuk pendapatan para pedagang, sebab banyak pembeli yang memburu. Bahkan, sejumlah pedagang malah merasa nyaman berdagangan di tempat yang sebenarnya tidak diberbolehkan oleh Pemkab Sumenep itu.

"Kami sangat kecewa keberadaan pasar hewan yang tidak ditempati, dan malah mangkrak sampai detik ini. Padahal, anggarannya cukup besar. Namun manfaatnya tidak maksimal," kata Sekretaris Komisi II DPRD Sumenep, Suharinomo, Jumat (12/04/2019).

Padahal, sambung dia, dalam pembangunannya diharapkan semua pedagang sapi bisa berjualan di pasar itu. Karena tempat tersebut diproyeksi akan menjadi pusat transaksi perdagangan hewan sapi. Meski ternyata, keberadaanya hanya tidak jelas.

"Saat ini tidak ada pedagang hewan yang berdagang di tempat itu. Bahkan, mereka memilih tempat lain. Ini kan sangat aneh. Tempat ada dengan anggaran besar, namun pedaganganya tidak mau. Kan sangat aneh. Berarti ada yang salah," ujar Suharinomo.

Seharusnya, lanjut politisi PAN tersebut, pemerintah daerah sudah melakukan kajian termasuk kelayakan lokasi sebelum melakukan pembangunan. Sehingga, saat sudah terlanjur dibangun namun tak diminati seperti ini, hanya buang-buang anggaran saja.

"Pembangunan itu harus ada kepastian akan menjadi daya tarik pedagang untuk menggelar dagangannya di sekitar tempat itu. Lokasinya di pinggir jalan namun tidak ada yang menempati sama saja dengan bohong. Jangan sampai pembangunan itu hanya dijadikan proyek semata. Namun, manfaatnya juga harus dipikirkan," tutur Suharinomo.

Untuk itu, pihaknya meminta Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sumenep untuk mencari solusi agar bangunan itu bisa dimanfaatkan. Sebab, jika tempat ada dengan anggaran besar, namun pedagangnya tidak mau, berarti ada yang salah sejak dalam perencanaan.

"Harus ada solusi yang jitu supaya pedagang mau berjualan hewan sapi di pasar terpadu itu. Entah penambahan fasilitas, atau hal-hal lain yang bisa menarik pedagang dan pembeli melakukan transaksi jual beli sapi di pasar Sapi Pakandangan Sangra ini. Ini akan menjadi pertaruhan pemerintah," pungkas Suharinomo. (RK/Fiq)

TerPopuler