Hidup Sebatang Kara, Warga Sumenep Ini Perlu Uluran Tangan -->

Hidup Sebatang Kara, Warga Sumenep Ini Perlu Uluran Tangan

Minggu, 10 Juni 2018, 11:13 AM
loading...
Nenek Hapiyah saat berada di rumahnya

SUMENEP, E-KABARI.COM- Sepertinya Pekerjaan Rumah (PR) para punggawa atau pemerintah Kabupaten Sumenep dalam membantu masyarakat miskin kian bertambah.

Pasalnya, masih banyak warga miskin yang luput dari perhatian, seperti halnya nenek Hapiyah yang Sangat memprhatinkan kehidupannya.

Kehidupannya pun serba kekurangan dan membutuhkan uluran tangan para dermawan khususnya pemerintah Kabupaten setempat.

Wanita lansia ini bertempat tinggal di kelurahan Langsar, Kabupaten Sumenep ini hidup dengan serba keterbatasan. Ia ditinggal mati oleh anak dan suaminya dan tinggal di sebuah rumah yang tak layak huni.

“Kaule taretan sobung omor kappi, andik anak settong sobung omor pak, (saudara saya sudah meninggal semua, punya anak satu tapi sudah meninggal pak),” akunya dengan suara gemetar.

Ironisnya, nenek Hapiyah yang penglihatan serta penglihatannya sudah kurang jelas, harus menyelesaikan sisa hidupnya sebatang kara dalam rumah kecil kesayangannya.

Untuk dimakan, ia kadang harus menunggu belas kasihan orang lain. Baik itu uang ataupun sembako.

“Mun dheteng H Wan, sebede e jakarta etinaen, tak andik tanih, lambek ecuwel raje otang, (kalau H Wan datang dari Jakarta pasti dikasi uang, saya gak punya lahan pertanian, sudah dijual karena banyak hutang),” imbuhnya sambil mengucurkan air mata.

Menjelang lebaran ini, wanita yang kira-kira berumur 125 tahun ini berharap semoga ada bantuan dari pemerintah setempat. Karna dirinya mengaku selalu difoto oleh orang tak dikenal yang mengaku dari kabupaten.

“Terro mellea beras, e kapetra a, alokoah pon tak kellar pak, (pengen beli beras, pengen sakat fitrah, mau kerja sudah tidak kuat pak),” harapnya dengan nafasnya yang ter- engngah-engngah.

kepada E-kabari.com istri almarhum bapak Hudiman memperlihatkan atap dan sekeliling rumahnya yang sudah bolong-bolong.

Sementara, Sunarwi selaku Ketua RW setempat menyampaikan bahwa nenek Hapiyah hidup sebatang kara dan hidupnya serba kekurangan sejak kondisinya mulai menua, dan memang tidak memiliki apa-apa

“Dia memang hidup sendirian, kalau dia sewaktu sehatnya sering ke pasar, sekarang ya dia sering diberi orang pak," ucapnya.

Menurutnya, saat pendataan bantuan semuanya didata, namun saat bantuan itu turun bihaknya tidak tahu, tiba-tiba sudah diberikan pada orang.

“Saat pendataan memang didata, namun saat bantuan itu turun pak RT/RW tidak diberi tahu, akhirnya banyak yang salah sasaran,” akunya.

TerPopuler