loading...
Novel 'Yang Fana Adalah Waktu' karya Sapardi Djoko Damono. [Foto Ist/Gramedia Pustaka Utama via detikHot] |
Novel 'Hujan Bulan Juni' pertama kali rilis pada Juni 2015. Dua tahun berselang, novel kelanjutannya yang berjudul 'Pingkan Melipat Jarak' terbit. Kelanjutan kisah cinta antara Sarwono dan Pingkan pun berlanjut di trilogi yang kini diberi judul 'Yang Fana Adalah Waktu'.
Sebagai pelengkap novel, puisi-puisi Sarwono kepada Pingkan pun diterbitkan pihak GPU. Ketika peluncuran novel, Sapardi Djoko Damono menceritakan kalau karakter-karakter dalam novelnya nakal.
"Kok tokoh-tokoh novel ini ngeyel ya, minta bikin puisi juga. Sarwono si sontoloyo ini nuntut terbitin buku puisi," ujar Sapardi berseloroh di hadapan puluhan pembaca setianya di Auditorium Perpustakaan Nasional Indonesia, kawasan Jakarta Pusat, Jumat (16/3/2018) kemarin.
Dalam novel 'Yang Fana Adalah Waktu', memang ada 42 sajak Pingkan yang ditulis Sarwono. "Saya tuh bantu menuliskannya saja. Saya ndak tahu. Sarwono lagi di Solo, pesawatnya nyasar di Solo," tambah Sapardi sembari tertawa.
Sebelumnya lewat frasa 'Hujan Bulan Juni', puisinya pernah beberapa kali dialih wahanakan menjadi bentuk lain. Di tahun 1989 menjadi lagu untuk mengakrabkan di kalangan remaja sekolah, cergam di tahun 2013, novel di 2015, buku mewarnai pada April 2016, sampai dalam bentuk film yang baru saja tayang pada November 2017 lalu.
Novel trilogi 'Hujan Bulan Juni' ini menceritakan tentang hubungan manusia yang diwarnai perbedaan budaya dan agama. Kedua tokoh ini menyiasati lingkungan sosial tersebut hingga kisah mereka memberi makna lebih dari kasih sayang.
"Kami sebagai penerbit berharap kisah Pingkan dan Sarwono dalam trilogi 'Hujan Bulan Juni' dapat dinikmati oleh generasi pembaca di masa depan," tutup General Manager Gramedia Pustaka Utama Siti Gretiani.
Sumber: detikHot