Ngebor Sumur, Warga Batang-Batang Sumenep Malah Dapat Api -->

Ngebor Sumur, Warga Batang-Batang Sumenep Malah Dapat Api

Kamis, 14 Februari 2019, 11:17 PM
loading...
Foto lubang pengeboran sumur di Desa Batang-Batang Laok, Batang-Batang, Sumenep yang keluar api. (Foto Ist/E-KABARI)

SUMENEP, E-KABARI.COM - Keinginan warga Dusun Jandir, Desa Batang-Batang Laok, Kecamatan Batang-Batang, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, untuk punya sumur tak kesampaian. Sebab bukannya dapat air bersih, tanah yang dibor justru mengeluarkan semburan api dan air keruh.

Dilansir dari seputarmadura.com, pengeboran sumur tersebut dilakukan H. Ilyas (60) untuk memenuhi kebutuhan air besar. Namun saat mencapai kedalaman sekitar 35 meter, tanah yang dibor mulai mengeluarkan hal yang tak terduga.

“Tidak ada yang menduga kalau sumur bor itu dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan air bersih, justru mengeluarkan semburan api dan airnya keruh,” terang Adam Wiyono, salah seorang warga sekitar, Kamis (14/2/2019).

Akibat kejadian itu, aktivitas pengeboran akhirnya dihentikan. Di lokasi juga sudah terpasang garis polisi, karena fenomena tersebut menjadi tontonan warga sekitar, bahkan warga desa tetangga.

Masih dilansir dari sumber yang sama, Kepala Kantor Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Kabupaten Sumenep, Abdul Kahir, meminta warga untuk tetap tenang dan tidak melakukan aktivitas apapun di lokasi, termasuk main api dari semburan itu.

“Kami imbau masyarakat tenang dan jangan main api atas gas tersebut. Karena belum diketahui apakah mengandung gas beracun atau tidak,” terang Kahir, ketika dihubungi melalui WhatsApp-nya, Kamis (14/02/2019).

Menurutnya, dugaan sementara tanah yang digali untuk sumur itu memiliki kandungan gas metan. Hal tersebut seperti halnya terjadi di Kecamatan Manding, Rubaru, dan Pasongsongan.

Untuk mengantisipasi hal itu, tindakan yang harus dilakukan pada lubang sumur bor yaitu dipasang selonjor paralon ukuran cukup besar berdiri agar gas menguap ke udara. Kemudian jangan sampai ada bakar sampah atau merokok di sekitar lokasi.


“Warga tidak boleh membakar ikan atau jagung di api, karena gasnya khawatir beracun dan masyarakat tidak berdiri lama dan menghirup udara dekat lokasi. Biasanya beberapa hari kemudian, tekanan gas akan berkurang dan akhirnya lubang bor ditutup batu dan semen cor,” imbau Kahir. (SP/Fiq)

TerPopuler